Tony Fernandes Tahu Lebih Dahulu Ada Pesawat AirAsia yang akan Alami Kecelakaan
CEO AirAsia Tony Fernandes menjual 944.800 lembar sahamTune Insurance Holdings Bhd yang dia miliki beberapa hari sebelum pesawat AirAsia QZ8501 mengalami kecelakaan dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.
Tune Insurance Holdings Bhd adalah organisasi yang menyediakan asuransi perjalanan untuk AirAsia. Tune Insurance adalah anak perusahaan Tune Group Sdn Bhd yang juga memiliki AirAsia.
Manuver lepas saham yang dilakukan Fernandes ini diberitakan Malaysian Insider edisi 26 Desember. Disebutkan bahwa sebanyak 850.000 lembar saham dijual Fernandes pada tanggal 22 Desember dan sisanya selepas sehari kemudian.
Tune Insurance Holdings Bhd menyediakan asurans untuk setiap penumpang AirAsia. Premi dari asuransi itu dimasukkan ke dalam harga tiket.
Nilai saham AirAsia dan Tune Insurance Holdings turun sehari setelah QZ8501 hilang. Saham AirAsia turun sebanyak 12,9 persen, sementara saham Tune Insurance Holdings turun sebesar 0,6 persen.
Keputusan Fernandes menjual saham dalam jumlah besar ini dipertanyakan banyak kalangan. Di AskHeavy.Com, aksi lepas saham itu bisa diartikan bahwa Fernandes mengetahui AirAsia akan mengalami kecelakaan.
International Business Times juga mengatakan bahwa bisa saja Fernandes tahu bahwa salah satu pesawat milik AirAsia akan mengalami kecelakaan.
Pertanyaan serupa juga disampaikan kalangan politisi Indonesia. Politisi Partai Golkar Lalu Mara Satria Wangsa dalam akun Facebook miliknya mengatakam bahwa jual beli saham adalah hal yang biasa. Tetapi, patut dipertanyakan bila CEO sekaligus pemilik AirAsia Tony Fernandes menjual saham miliknya seminggu sebelum kejadian AirAsia QZ8501.
"Pertanyaan, apakah Fernandes tahu saham miliknya akan jatuh nilainya, sehingga ia menjualnya lebih dahulu?" tanya Lalu Mara.
Bisa juga, sambung dia, dua kejadian ini terjadi begitu saja dan tidak memiliki relasi sama sekali.
"Turun naiknya nilai saham memang menguntungkan bila menyangkut pemain besar sekaliber Fernandes," demikian Lalu Mara.
No comments:
Post a Comment